Minggu, 17 Februari 2013

Lilinku Part 7 : Keputusan Aika



Aika hanya tersenyum memandangiku yang terlihat kikuk, dan saat itu pula aku sempat-sempat mencuri pandang ke Aika. Ketika ketahuan mencuri pandang pipi ini kembali memerah.

“ Kamu lucu yah ! Kok kamu terlihat tegang seperti itu. Emang salahkah aku mengatakan hal itu ? “ Tanya Aika
  Yah. . . bukan salah atau enggaknya. Tapi.. gue kurang percaya aja. “
“ Maka dari itu percayalah padaku. Apa yang aku katakan sekarang benar adanya kok. Aku benar suka sama kamu. dan aku ingin menjadi pacar kamu. Apa kau perlu bukti untuk itu? “ kata Aika dengan wajahnya yang begitu meyakinkan.
“ Eh. . . .” aku terkejut

Aika menghela napas, dia berdiri sembari meninggalkanku.  Apa dia marah ? Pikirku yang begitu mengada-ngada. Dia belum terlalu jauh dariku. Dan saat itu dia berkata. 

“ Krisnan, percayalah padaku. Aku akan membuktikannya apa yang aku katakan itu adalah benar adanya “

Aika pergi meninggalkanku setelah dia mengucapkan hal tersebut.  Apa yang akan dia lakukan? Pertanyaan sudah banyak menumpuk dibenakku. Sore memang memberiku banyak sesuatu yang tak tercuga. Tak pernah terpikirkan olehku.
Hari berganti, dan rutinitas seperti biasa telah kembali. Belajar, menuntut ilmu berharap yang terbaik untukku. Berjalan menelusuri jalan terotoar menuju tempat aku menuntut ilmu. Berharap sesuatu yang berbeda terjadi hari ini di sekolah yang sudah terasa membosankan. Dan apakah yang akan terjadi hari ini? apakah ada yang menarik dan sangat berkesan buatku.
Aku yang sedang duduk sendiri di dekat kebun sembari menikmati langit yang cerah. Dan saat cuaca yang cerah itu. Datanglah Aika. Oh hari sudah bersinar dengan indahnya. Dan aika aku melihatnya juga bersinar. dia berjalan bersama teman-temannya. Jujur, aku ingin dia menyapaku. Tak usah menyapa dengan kata-kata cukup dengan senyuman saja. itu sudah sangat berarti untukkku. Ah kadang aku ingin mengunci perasaanku ini agar tidak membawa dampak yang cukup aneh untuk otakku. Tapi apa boleh buat sepertinya hati sudah mengalahkan otak. Dan si otak sepertinya sedang terpenjara. 

  Krisnann …. “ panggil Aika
“ eh haiiii “ sambutku. Aika mendekat bersama teman-temannya. 

Dan terlihatlah suatu pemandangan yang kadang kala membuat hati ini sakit. Tapi pangtas untuk aku dapatkan. Tatapan mata temen Aika. Mata yang terlihat begitu ingin menghujat, menjauhi, bahkan tatapn mata mengejek. Dari 3 orang teman yang diajak Aika. Salah satunya berbisik ke Aika. Aku tak tahu apa yang mereka katakan. Dari sorot matanya jelas terlihat. Mungkin jika aku jadi dia melihat orang yang seperti aku ini. Maka aku bakal bilang. 

“ Jangan kau dekati anak itu. Dia tidak baik untukmu “
Raut wajah Aika berubah, terlihat dia marah dengan bisikan dari temannya. Apakah yang dikatakan oleh teman Aika, tidak bisa diterima oleh Aika? Entahlah.  Dan keluarlah sebuah kalimat dari mulut Aika.
“ Dia pacarku ! “ kata Aika kepada teman-temannya.
Teman-teman Aika terlihat terkejut sama denganku.
“Tapi Ka dia kan ? “ kata temannya.
Aika langsung menjawab “ Dia pacarku kok. aku percaya dengan dia. Pilihanku tak pernah salah. ! “
“ Aika ! Apa maksudmu ? “ tanyaku

Aika mendekat dan duduk disebelahku memegang pundakku. Dia seperti memperkenalkan aku kepada teman-temannya itu.

Aika berkata sambil memegang pundakku dengan kedua tangannya “ Dia pacarku. Dari satu kelas yang sama. “
“ Terserah kau sajalah Ka. entah apa yang ada dalam pikiranmu. heh ya sudahlah kami duluan. “ kata teman aika.
Dan mereka bertiga meninggalkan aku dan Aika.
“ Maksud elo itu apaan sih Aika, Kenapa kau nganggap gue sebagai pacar lo. Kita kan gak pacarn. !! “ aku sedikit marah dengan keputusan yang diambil AIka.
“ Kamu marah yah? Tapi kamu akan jadi pacarku. “
“ Kok elo kayak gitu. mengambil keputusan sepihak. Jelas-jelas gue belum jadi pacar elo. Dan gue belum menjawab pertanyaan elo kemarin. Jadi jangan ngambil keputusan sendiri. apa kamu gak malu dengan teman-teman lo. Lihat dong tatapan mata mereka terhadap gue. “
“ Kenapa aku mesti malu punya pacar kayak kamu. Justru aku senang punya pacar kayak kamu. Pilihanku tak pernah salah. “
“Aika, elo itu bisa dapat lebih baik daripada gue. Gue gak pantes. Lo ngerti gue gak sih ka !! “ bentakku.
Dan apa yang terjadi setelah itu. Aika menangis. Dia meneteskan air matanya. Pertama kali aku melihat dia menangis. Dan pertama kali ada seorang gadis menangis di depan mataku. Aku merasa perih melihatdia menangis. Ya tuhan aku telah bebuat salah dengan gadis lembut seperti Aika.
“ Ka, lo kenapa ? Bukan maksud gue  buat lo nangis..! “ kataku yang sambil berusaha nenangin dia
“ Kris, hatiku gak pernah salah. Aku percaya kamu gak seperti orang yang pikirkan. Kris percaya padaku. Hatika tak pernah salah. “ Aika pergi meninggalkanku sambil menahan tangisannya.
“ Aika….” aku tak bisa mencegah kepergiannya

Aku merasa bersalah. Sangat sangat merasa bersalah. Aku merenung sebentar. Merenungi apa yang barusan aku telah lakukan terhadap Aika. Aku tak tega. Ku susul dia . Kemana kah dia pergi ? Aku cari dia ke klas. Dia tak ada di sana. Seluruh tempat yang mungkin dia datangi sudah aku periksa. Dia tak ada. Sampai ketika ketika aku kembali ke kelas. Zei memberitahuku kalau Aika tadi dia minta permisi untuk pulang. Oh …tidak apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus mencarinya? Dan meminta maaf. Iya…aku harus lakukan itu. Aku gak mau dia menangis dan bersedih, apalagi itu karena aku. Aku tak mau seorang gadis bersedih karena aku. Karena seorang gadis itu harus dia jaga. Buat dia terasa nyaman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Buku : Perpustakaan Tengah Malam

Judul               : Perpustakaan Tengah Malam Pengarang     : Matt Haig Halaman        : 368 halaman          Satu-satunya cara untuk bel...