Aika
hanya tersenyum memandangiku yang terlihat kikuk, dan saat itu pula aku
sempat-sempat mencuri pandang ke Aika. Ketika ketahuan mencuri pandang pipi ini
kembali memerah.
“ Kamu lucu yah ! Kok kamu
terlihat tegang seperti itu. Emang salahkah aku mengatakan hal itu ? “ Tanya
Aika
“
Yah. . . bukan salah atau enggaknya. Tapi.. gue kurang percaya aja. “
“ Maka dari itu percayalah
padaku. Apa yang aku katakan sekarang benar adanya kok. Aku benar suka sama
kamu. dan aku ingin menjadi pacar kamu. Apa kau perlu bukti untuk itu? “ kata
Aika dengan wajahnya yang begitu meyakinkan.
“ Eh. . . .” aku terkejut
Aika menghela napas, dia berdiri
sembari meninggalkanku. Apa dia marah ?
Pikirku yang begitu mengada-ngada. Dia belum terlalu jauh dariku. Dan saat itu
dia berkata.
“ Krisnan, percayalah padaku. Aku
akan membuktikannya apa yang aku katakan itu adalah benar adanya “
Aika pergi meninggalkanku setelah
dia mengucapkan hal tersebut. Apa yang
akan dia lakukan? Pertanyaan sudah banyak menumpuk dibenakku. Sore memang
memberiku banyak sesuatu yang tak tercuga. Tak pernah terpikirkan olehku.
Hari berganti, dan rutinitas
seperti biasa telah kembali. Belajar, menuntut ilmu berharap yang terbaik
untukku. Berjalan menelusuri jalan terotoar menuju tempat aku menuntut ilmu. Berharap
sesuatu yang berbeda terjadi hari ini di sekolah yang sudah terasa membosankan.
Dan apakah yang akan terjadi hari ini? apakah ada yang menarik dan sangat
berkesan buatku.
Aku yang sedang duduk sendiri di
dekat kebun sembari menikmati langit yang cerah. Dan saat cuaca yang cerah itu.
Datanglah Aika. Oh hari sudah bersinar dengan indahnya. Dan aika aku melihatnya
juga bersinar. dia berjalan bersama teman-temannya. Jujur, aku ingin dia
menyapaku. Tak usah menyapa dengan kata-kata cukup dengan senyuman saja. itu
sudah sangat berarti untukkku. Ah kadang aku ingin mengunci perasaanku ini agar
tidak membawa dampak yang cukup aneh untuk otakku. Tapi apa boleh buat
sepertinya hati sudah mengalahkan otak. Dan si otak sepertinya sedang
terpenjara.
“
Krisnann …. “ panggil Aika
“ eh haiiii “ sambutku. Aika
mendekat bersama teman-temannya.
Dan terlihatlah suatu pemandangan
yang kadang kala membuat hati ini sakit. Tapi pangtas untuk aku dapatkan. Tatapan
mata temen Aika. Mata yang terlihat begitu ingin menghujat, menjauhi, bahkan
tatapn mata mengejek. Dari 3 orang teman yang diajak Aika. Salah satunya
berbisik ke Aika. Aku tak tahu apa yang mereka katakan. Dari sorot matanya
jelas terlihat. Mungkin jika aku jadi dia melihat orang yang seperti aku ini.
Maka aku bakal bilang.
“ Jangan kau dekati anak itu. Dia
tidak baik untukmu “
Raut wajah Aika berubah, terlihat
dia marah dengan bisikan dari temannya. Apakah yang dikatakan oleh teman Aika,
tidak bisa diterima oleh Aika? Entahlah.
Dan keluarlah sebuah kalimat dari mulut Aika.
“ Dia pacarku ! “ kata Aika
kepada teman-temannya.
Teman-teman Aika terlihat
terkejut sama denganku.
“Tapi Ka dia kan ? “ kata
temannya.
Aika langsung menjawab “ Dia
pacarku kok. aku percaya dengan dia. Pilihanku tak pernah salah. ! “
“ Aika ! Apa maksudmu ? “ tanyaku
Aika mendekat dan duduk
disebelahku memegang pundakku. Dia seperti memperkenalkan aku kepada
teman-temannya itu.
Aika berkata sambil memegang
pundakku dengan kedua tangannya “ Dia pacarku. Dari satu kelas yang sama. “
“ Terserah kau sajalah Ka. entah
apa yang ada dalam pikiranmu. heh ya sudahlah kami duluan. “ kata teman aika.
Dan mereka bertiga meninggalkan
aku dan Aika.
“ Maksud elo itu apaan sih Aika,
Kenapa kau nganggap gue sebagai pacar lo. Kita kan gak pacarn. !! “ aku sedikit
marah dengan keputusan yang diambil AIka.
“ Kamu marah yah? Tapi kamu akan
jadi pacarku. “
“ Kok elo kayak gitu. mengambil
keputusan sepihak. Jelas-jelas gue belum jadi pacar elo. Dan gue belum menjawab
pertanyaan elo kemarin. Jadi jangan ngambil keputusan sendiri. apa kamu gak
malu dengan teman-teman lo. Lihat dong tatapan mata mereka terhadap gue. “
“ Kenapa aku mesti malu punya
pacar kayak kamu. Justru aku senang punya pacar kayak kamu. Pilihanku tak pernah
salah. “
“Aika, elo itu bisa dapat lebih
baik daripada gue. Gue gak pantes. Lo ngerti gue gak sih ka !! “ bentakku.
Dan apa yang terjadi setelah itu.
Aika menangis. Dia meneteskan air matanya. Pertama kali aku melihat dia
menangis. Dan pertama kali ada seorang gadis menangis di depan mataku. Aku
merasa perih melihatdia menangis. Ya tuhan aku telah bebuat salah dengan gadis
lembut seperti Aika.
“ Ka, lo kenapa ? Bukan maksud
gue buat lo nangis..! “ kataku yang
sambil berusaha nenangin dia
“ Kris, hatiku gak pernah salah.
Aku percaya kamu gak seperti orang yang pikirkan. Kris percaya padaku. Hatika
tak pernah salah. “ Aika pergi meninggalkanku sambil menahan tangisannya.
“ Aika….” aku tak bisa mencegah
kepergiannya
Aku merasa bersalah. Sangat
sangat merasa bersalah. Aku merenung sebentar. Merenungi apa yang barusan aku
telah lakukan terhadap Aika. Aku tak tega. Ku susul dia . Kemana kah dia pergi
? Aku cari dia ke klas. Dia tak ada di sana. Seluruh tempat yang mungkin dia
datangi sudah aku periksa. Dia tak ada. Sampai ketika ketika aku kembali ke
kelas. Zei memberitahuku kalau Aika tadi dia minta permisi untuk pulang. Oh
…tidak apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus mencarinya? Dan meminta
maaf. Iya…aku harus lakukan itu. Aku gak mau dia menangis dan bersedih, apalagi
itu karena aku. Aku tak mau seorang gadis bersedih karena aku. Karena seorang
gadis itu harus dia jaga. Buat dia terasa nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar