Hari minggu, hari melepas lelahh
setelah selamat 6 hari terenggut oleh tugas yang kadang membebani. Badanku
terasa lemas terbangun dari tempat tidur. Sepertinya kondisiku kurang baik.
Selepas pulang dari bukit. Aku kehujanan. Basah kuyup jadinya masuk angin dan
ternyata dampak buruknya ada pada pagi ini. Badanku panas, lemes,.. Oh tidak..
Mengingat-ingat apa yang aku
impikan saat aku tertidur. Ternyata Aika datang ke mimpiku. Haisss ada apa ini?
Pertama kalinya dia bermain di dalam mipiku. Hah…sudahlah mungkin saat dia
bilang dia suka padaku itu hanya mimpi.
Hari minggu yang cerah ini,
waktuku untuk santai. Tapi dengan
kondisiku yang seperti ini aku gak bakal dikasi keluar oleh bibiku. Tapi aku
sangat ingin keluar. Tapi ini sangat aneh? Kenapa rumah terasa sepi?
Seseorang masuk ke kamarku. Dia
adik laki-lakiku.
“Sudah bangun? Gimana masih
panas?” Tanya adikku.
Adik laki-lakiku itu bernama
Nanda. Dia masih kelas 3 SMP sama seperti Ninda kembarannya.
“Mendingan, tapi kepala terasa
sedikit berat. Oh oya kenapa rumah sepi? Pada kemana?”
“Ayah kerumah Nenek bersama Ninda
sedangkan bibi katanya dia ada urusan bersama temannya. Nah gue disuruh jaga
lo. “
Kadang kala aku tidak pernah
memperhatikan adik-adikku. Aku tak pernah bersikap layaknya seorang kakak.
Apalagi dengan adik laki-lakiku. Yah dia tak pernah memanggilku dengan sebutan
kakak. Apalagi kalau sudah bertengkar dengan dia. Kami begitu keras kepala,
ingin memepertahankan pendapat masing-masing. kadang aku sering kesal juga
karena ulahnya.
Sedangkan Ninda. Aku paling tak
ingin melihat dia menangis dan menangis di depannya. Aku tak ingin terlihat
sedih di depannya. Aku memang agak cuek dengan seisi rumah. Tapi di depan Ninda
aku berusaha untuk tidak bersikap dingin. berusaha menjadi sosok yang hangat
bagi Ninda. Dan kadang kala dia selalu berhasil membuat hati yang keras ini
menjadi luluh. Kenapa aku tiba-tiba merindukan adik perempuanku?
Nanda dan Ninda bagiku berbeda
walaupun mereka kembar. Tapi dari yang ku lihat satu kesamaan dari mereka sering kali membuatku kesal. Tapi
bedanya, kalau ke Nanda aku lebih sering marah, tapi ke Ninda aku sering
menahan kemarahan itu.
Dan hari ini cukup aneh, kenapa
Nanda mau diam di rumah bersamaku? Dia paling enggan kalau bersamaku.
“Kenapa mau? Biasanya kan paling
anti, kalau cuman berdua?” tanyaku dengan nada menggoda
“Heh…mumpung hari libur. Gue
pingin ngajakin lo keluar.!“
“Apa? Tumben amat lo ngajakan gue keluar. Kesambet
apa?”
“Lo kan jarang-jarang di rumah.
Liburan kluyuran entah kemana. Mumpung lo ada di sini. Ya gue kepingin ajak lo
keluar.”
Seingatku memang iya. Aku memang
jarang diam di rumah. Apalagi mengobrol banyak dengan adik-adikku. Pulang
sekolah, keluyuran entah kemana. Liburan, kalau gak mengurung diri dari keramain.
Diam di bukit seharian ampe malem.
“Tapi gue lagi sakit ! “
“Sejak kapan lo jadi manja kayak
gini? Heh..cuman hujan, lo sampe kayak gini. “
“Hujan kan datangnya keroyokan.
Makanya gue sakit.” sempet-sempet juga aku ngelawak
“Ya sudah kalau lo gak mau ! “
dia terlihat mengambek
“Siapa juga yang bilang gak mau.
Yah yah..kasian juga adik gue ngambek. Oke deh. “
Apa ini perasaan seorang kakak.
Aku merasa ada yang berbeda dengan adikku Nanda. Dia tidak seperti biasanya.
Dan itu benar. Kali ini dugaanku tidak salah. Ternyata dia sedang jatuh cinta.
Sambil berjalan menuju pantai. Dia menceritakan itu.
“Apa? lo suka dengan cewek?”
tanyaku
“Iya…wajarkan?” kata Nanda dengan
raut wajah malu-malu.
“Ya wajarlah, yang gak wajarnya
itu lo suka sama cowok. Ya jadinya lo homo”
“Bisa serius gak? “
“Sory. . .sama siapa? Temen kelas
lo?”
“Iyah…dia cantik. Yah entahlah
gue begitu takut deket dengan dia.”
“Kenapa?”
“Dia begitu wahh. Sedangkan gue
kayak gak ada apa-apanya di depan mata dia. Tapi gue suka dengan dia. Gimana
dong”
“Tapi itu bukan berarti lo harus
nyerah kan? Dan itu baru asumsi lo. Kemungkinan saja dia suka sama elo. “
“Ah? Gak mungkin dia suka sama
gue. Emang apa yang dia lihat dari gue dan kenapa lo yakin banget kalu dia suka
sama gue? ”
“Karena lo adik laki-laki gue.
Dan lo bisa lebih baik dari gue. Dan lo berhak dapat yang terbaik. Dan dengan
sedikit usaha lo pasti bisa dapetin dia. Lo gak mungkin cepet nyerah. Lo bisa
lebih yakin dari pada gue . “
“Iya juga yah… ha ha ha..Gue
lebih hebat daripada elo. Oke deh kak. Gue akan berusaha !”
Eh…apa yang dia katakan tadi? Dia
manggil aku kakak. Aku senang mendengar
itu.
“Kak gue kangen sama ibu. Kangen
banget. “ kata Nanda
“Gue juga. Pingin banget tidur
dipangkuannya. Kangen saat rambut gue dielus.”
Dan apa yang terjadi setelah itu?
Tanpa ragu-ragu adikku menyandarkan kepalanya di pangkuanku. Ya tuhan seingatku
sudah lama sekali aku tidak seperti ini dengan adikku. Aku kakak yang dingin
yang tak pernah tahu apa yang dipikirkan adikku. Aku kakak yang cuek yang tak
pernah memperhatikan adikku. Terutama bagi si Nanda. Tapi kali ini, aku merasa
benar-benar seperti seorang kakak. Aku berusaha hangat bagi Nanda yang sedang
merindukan Ibu yang telah lama pergi.
Mungkin yang nanda butuhkan saat ini adalah teman curhat.
Bisakah aku menjadi tempat curhatnya dia? Hanya waktu yang akan menjawab itu.
Aku adalah aku. Mungkin saat detik ini aku bisa jadi kakak yang hangat bagi
adikku, tapi tak tahu nanti. Tapi jujur aku sangat merindukan momen ini. Momen
bersama adik laki-lakiku
#Lilin Dalam gelapku
#Lilin Dalam gelapku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar