Selasa, 22 Januari 2013

Lilinku Part 4 : Sore Itu



Menikmati sore. . .Kegiatan yang tak pernah aku lewatkan sehabis pulang sekolah. Berkeliaran seharian habis jam pelajaran. tempat terakhir sebelum pulang adalah bukit ini. Bukit tempatku menikmati langit sore

Kalau tak salah, pernah aku baca bahwa hujan memiliki 11 rahasial. Salah satu rahasia itu adalah “Memiliki lagu yang membuat orang rindu dan membuat orang berimajinasi”
Mungkin iya mungkin tidak. Entah lah. Tapi yang membuat aku sering rindu dan sering berimajinasi adalah langit. Kadangkala langit tempat aku berbagi. Sedih senang atau apalah, aku berbagi dengan langit. Dan waktu langit sore adalah waktu yang paling aku nanti. Karena waktu itu masa-masa lelahku. Dan ingin sekali beradu seperti mentari yang lelah seharian menyinari diri ini. 

Aku tahu mereka tak akan menjawab apa yang aku keluhkan. Tapi aku tak bisa terlalu berbagi dengan orang lain. Memang itulah buruknya. Mendem sendiri, bawaannya hanya sakit. Yah apa boleh buat. Apa ini sifat egoisku? Apa ini sifat kerasku? Apa ini sifat acuhku?

                Melamun sendiri entah kemana pikiranku melayang. Terasa bagian-bagiannya pada terpecah. Lalu ada yang memanggilku. Terdengar lembut dan menentramkan hati ini.

“Krisnan ! Ternyata kau disini ! “ kata gadis itu
“ Siapa itu? “ pikirku dalam hati

Aku menolehnya. Oh. . . benarkah itu dia. hei kenapa dia disini? Hei aku tak bermimpi kan? Terkejut. Aku sangat terkejut. Karena orang disampingku kini adalah gadis itu. Aika. Ia si Aika. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba ada rasa deg degan.. hei hei.

“Sedang apa lo disini? “ tanyaku dengan sedikit gugup
“Hanya menikmati langit sore. Hmmm rindu juga. Sudah lama aku tak menikmati langit sore dari bukit ini. aPa kau sering kesini?” tanyanya sembari menoleh ke arahku

Waw… senyumnya itu, tutur katanya itu, tingkahnya itu. Ah. . .
“Gue..yah lumayan sering sih. Bahkan setiap hari. tempat ini tempat terakhir yang aku kunjungi sebelum aku pulang. “ kataku
“Ah? Setiap hari tapi kenapa aku tak pernah melihatmu? Aku kan sering juga kesini“ Tanya Aika terlihat heran
“ Entahlah. .. . mungkin tuhan belum mengijinkan kita untuk bertemu” kataku yang begitu ngaco

Baru terpikir olehku. Eh tadi jawaban apa yang aku berikan. Kenapa aku jadi kacau sekali dekat Aika. Awal-awal  memang sedikit canggung. Tapi semakin kebelakang menyenangkan juga. Aku kira Aika itu adalah seorang gadis yang membosankan. atau hanya bisa membicarakan pelajaran. Tapi dia seru, kocak. Seakan dia seperdi diriku yang punya kelakuan baik. 

Ah… apa yang aku pikirkan. Gak mungkinlah dia itu sama kayak diriku ini. Jauh beda. Langit dan bumi malahan.

“Langit dan bumi memang berbeda. Bahkan tak pernah untuk ditemukan. Tapi kadang kala mereka bisa disambungkan lewat hujan. Hujan yang bisa menghubungkan mereka. Benarkan Krisnan?” kata Aika yang begitu tiba-tiba dan kali ini begitu serius
                
 Aku tak bisa jawab atas pernyataan yang dia ajukan. Apakah dibalik pernyataan itu ada maksud yang tersembunyi? 

“Jadi gak salahkan jika kita menyukai seseorang yang begitu berbeda  dari diri kita? Apa itu kesalahan? Tidak kan? “  kata Aika
               
 Lagi, eh apa maksudnya itu? Lagi-lagi aku terdiam. Kenapa tiba-tiba aku jadi blank seperti ini.  Hei ini bukan aku. Kenapa aku jadi  seperti ini didepan Aika.
               
 Angin tiba-tiba berhembus. Menerbangkan helai rambut Aika yang terurai itu.
“Oh tuhan dia cantik sekalai ! “ gumanku dalam hati
 Samarr –samar aku mendengar
“Dan tidak salahkan gadis seperti aku ini menyukai dirimu Krisnan? Aku menyukaimu”
               
 Angin berhembus. Dan mentari sudah benar-benar terbenam. Dan saat itulah Aika mengatakan hal itu. Aku begitu terkejut. Aku terdiam sejenak. Tak habis pikir kalau Aika mengatakan hal itu.  Kami berdua sama sama terdiam saat itu. Ku lirik Aika. Merah pipinya merona. Dia sepertinya malu. Dan dia juga menatapku saatt aku emncuri-mencuri pandang. Nah… momen yang paling tak ku inginkan ketika kami saling bertatapan. Dia memalingkan wajahnya, dan tersenyum.

“hemm sampai bertemu disekolah yah ! Terima kasih untuk sore ini ! hi hi hi “ kata Aika dengan senyum khasnya
                 
Dia meninggalkankanku. Tak jauh dari tempatku berdiri dia membalikkan badan.
“Ini memang dari dalam hati Kris. Aku gak berbohong. Aku jujur terhadapa perasaanku ini. Kalau aku menyukaimu” setelah itu dia benar-benar pergi.
               
 Hah…  apa yang dia katakan itu aku masih tak percaya. Tapi kenapa hati ini ttak merespon sedikitpun tak seperti pertama tadi saat dia menyapaku. Hei aku tidak merasakan apapun. Ya sudahlah. Apa ini akan berlanjut? Aku tak begitu tahu. Ya sudahlah. Tapi sore itu. Aku rasa sore sore yang berbeda.

#Lilin Dalam gelapku 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Buku : Perpustakaan Tengah Malam

Judul               : Perpustakaan Tengah Malam Pengarang     : Matt Haig Halaman        : 368 halaman          Satu-satunya cara untuk bel...