Menikmati sore. . .Kegiatan yang
tak pernah aku lewatkan sehabis pulang sekolah. Berkeliaran seharian habis jam
pelajaran. tempat terakhir sebelum pulang adalah bukit ini. Bukit tempatku
menikmati langit sore
Kalau
tak salah, pernah aku baca bahwa hujan memiliki 11 rahasial. Salah satu rahasia
itu adalah “Memiliki lagu yang membuat orang rindu dan membuat orang
berimajinasi”
Mungkin
iya mungkin tidak. Entah lah. Tapi yang membuat aku sering rindu dan sering
berimajinasi adalah langit. Kadangkala
langit tempat aku berbagi. Sedih senang atau apalah, aku berbagi dengan langit.
Dan waktu langit sore adalah waktu yang paling aku nanti. Karena waktu itu
masa-masa lelahku. Dan ingin sekali beradu seperti mentari yang lelah seharian
menyinari diri ini.
Aku
tahu mereka tak akan menjawab apa yang aku keluhkan. Tapi aku tak bisa terlalu
berbagi dengan orang lain. Memang itulah buruknya. Mendem sendiri, bawaannya
hanya sakit. Yah apa boleh buat. Apa ini sifat egoisku? Apa ini sifat kerasku?
Apa ini sifat acuhku?
Melamun
sendiri entah kemana pikiranku melayang. Terasa bagian-bagiannya pada terpecah.
Lalu ada yang memanggilku. Terdengar lembut dan menentramkan hati ini.
“Krisnan ! Ternyata kau disini !
“ kata gadis itu
“ Siapa itu? “ pikirku dalam hati
Aku
menolehnya. Oh. . . benarkah itu dia. hei kenapa dia disini? Hei aku tak
bermimpi kan? Terkejut. Aku sangat terkejut. Karena orang disampingku kini
adalah gadis itu. Aika. Ia si Aika. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba ada rasa deg
degan.. hei hei.
“Sedang apa lo disini? “ tanyaku
dengan sedikit gugup
“Hanya menikmati langit sore.
Hmmm rindu juga. Sudah lama aku tak menikmati langit sore dari bukit ini. aPa
kau sering kesini?” tanyanya sembari menoleh ke arahku
Waw…
senyumnya itu, tutur katanya itu, tingkahnya itu. Ah. . .
“Gue..yah lumayan sering sih.
Bahkan setiap hari. tempat ini tempat terakhir yang aku kunjungi sebelum aku
pulang. “ kataku
“Ah? Setiap hari tapi kenapa aku
tak pernah melihatmu? Aku kan sering juga kesini“ Tanya Aika terlihat heran
“ Entahlah. .. . mungkin tuhan
belum mengijinkan kita untuk bertemu” kataku yang begitu ngaco
Baru
terpikir olehku. Eh tadi jawaban apa yang aku berikan. Kenapa aku jadi kacau
sekali dekat Aika. Awal-awal
memang sedikit canggung. Tapi semakin kebelakang menyenangkan juga. Aku
kira Aika itu adalah seorang gadis yang membosankan. atau hanya bisa
membicarakan pelajaran. Tapi dia seru, kocak. Seakan dia seperdi diriku yang
punya kelakuan baik.
Ah…
apa yang aku pikirkan. Gak mungkinlah dia itu sama kayak diriku ini. Jauh beda.
Langit dan bumi malahan.
“Langit dan bumi memang berbeda.
Bahkan tak pernah untuk ditemukan. Tapi kadang kala mereka bisa disambungkan
lewat hujan. Hujan yang bisa menghubungkan mereka. Benarkan Krisnan?” kata Aika
yang begitu tiba-tiba dan kali ini begitu serius
Aku
tak bisa jawab atas pernyataan yang dia ajukan. Apakah dibalik pernyataan itu
ada maksud yang tersembunyi?
“Jadi gak salahkan jika kita
menyukai seseorang yang begitu berbeda
dari diri kita? Apa itu kesalahan? Tidak kan? “ kata Aika
Lagi,
eh apa maksudnya itu? Lagi-lagi aku terdiam. Kenapa tiba-tiba aku jadi blank
seperti ini. Hei ini bukan aku. Kenapa
aku jadi seperti ini didepan Aika.
Angin
tiba-tiba berhembus. Menerbangkan helai rambut Aika yang terurai itu.
“Oh tuhan dia cantik sekalai ! “
gumanku dalam hati
Samarr
–samar aku mendengar
“Dan tidak salahkan gadis seperti
aku ini menyukai dirimu Krisnan? Aku menyukaimu”
Angin
berhembus. Dan mentari sudah benar-benar terbenam. Dan saat itulah Aika mengatakan
hal itu. Aku begitu terkejut. Aku terdiam sejenak. Tak habis pikir kalau Aika
mengatakan hal itu. Kami berdua sama
sama terdiam saat itu. Ku lirik Aika. Merah pipinya merona. Dia sepertinya
malu. Dan dia juga menatapku saatt aku emncuri-mencuri pandang. Nah… momen yang
paling tak ku inginkan ketika kami saling bertatapan. Dia memalingkan wajahnya,
dan tersenyum.
“hemm sampai bertemu disekolah
yah ! Terima kasih untuk sore ini ! hi hi hi “ kata Aika dengan senyum khasnya
Dia
meninggalkankanku. Tak jauh dari tempatku berdiri dia membalikkan badan.
“Ini memang dari dalam hati Kris.
Aku gak berbohong. Aku jujur terhadapa perasaanku ini. Kalau aku menyukaimu”
setelah itu dia benar-benar pergi.
Hah…
apa yang dia katakan itu aku masih tak
percaya. Tapi kenapa hati ini ttak merespon sedikitpun tak seperti pertama tadi
saat dia menyapaku. Hei aku tidak merasakan apapun. Ya sudahlah. Apa ini akan
berlanjut? Aku tak begitu tahu. Ya sudahlah. Tapi sore itu. Aku rasa sore sore
yang berbeda.
#Lilin Dalam gelapku
#Lilin Dalam gelapku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar