Kamis, 30 Juli 2015

Lukisan Kenangan


Konoha tempat aku tinggal
Konona tempat dimana aku kembali
Konoha tempat dimana aku bertemu kalian
Dan di konoha mereka semua memanggilku dengan nama Sai

Dulu aku hanya sesorang yang tanpa nama hanya dipanggil adik oleh seorang kakak yang selalu bersamaku saat aku di root, dia adalah kakak Shin. Dulu aku sangat dekat dengan dia, selain tuan Danzo dia orang kedua yang pernah bersamaku. Kakak Shin adalah segalanya bagiku, bersama sama kami tumbuh menjadi seorang saudara, sangat menyenangkan rasanya waktu itu.


Lihatlah...
Ini adlah buku sketsa yang dinerikan oleh kakak Shin kepadaku, ini akan selalu menjadi kenanganku bersama kakak Shin. Dan buku sketsa ini juga yang mengantarkanku sampai disini, sebuah pergelaran seni yang menampilkan hasil karya yang pernah aku buat selama ini.

Sebuah galeri yang kubangun untuk mempertunjukkan hasil karyaku terlihat cantik dengan dekorasi bunga hasil karya istriku. Ya ... istriku Yamanaka Ino, dia adalah nona cantikku. Kepawaiannya dalam hal merangkai bunga tidak bisa diragukan lagi. Sejak dia masih muda sudah bergelut dengan pekerjaan itu, sama sepertiku yang sudah sejak lama memulai melukis. Pasangan yang cocok. Istriku mengambil alih dalam masalah dekorasi, aku sangat menghargai hal tersebut dan hasil, aku menyukainya. Minimalis, cantik dan elegant.

Sebenarnya aku lebih senang menikmati hasil karyaku sendiri dan menyimpannya sendiri. Lebih suka menyimpannya di rumah untuk dipandang sendiri, aku tidak senang untuk berbagi hasil karyaku. Tapi itu adalah masa lalu, terkadang hal itu membuatku menjadikanku sebagai orang yang terlalu kaku. Sekarang aku persiapkan semua ini untuk teman-temanku. Untuk mereka yang memanggilku dengan nama Sai. . .

Kalau diingat kembali masa laluku terlalu buruk, masa kecil yang dididik dengan pembunuhan karakter. Pembunuhan karakter untuk menyelesaikan misi bahkan sampai meninggalkan tim. Yang aku tahu dulu hanya menyelesaikan misi dan pertarungan bagaimanpun caranya bahkan sampai meninggalkan tim, aku harus menyelesaikan tugasku.  Bahkan aku tidak mengenal kata teman.

"Masa kecilmu terlalu buruk Sai"

Ya itu lah kata temanku Naruto Uzumaki saat kami bersama sama dirawat karena cedera dalam misi, dia bahkan rela cedera untuk menyelamatkan diriku. Kalau mengingat kembali nama Naruto Uzumaki, satu kata yang kuingat adalah bodoh. Terlalu kasar memang, tapi aku tidak mau berbohong seperti dulu. Itulah yang aku ingat tentangnya....

Dia terlalu bodoh dan sembrono tidak mempedulikan dirinya hanya untuk sebuah ikatan, dia mempertaruhkan semua untuk sebuah ikatan. Melihat naruto seperti itu mengingatkanku pada masa aku bersama kakak Shin. Satu satunya ikatan yang dulu pernah aku miliki. Naruto mengembalikan semua ingatanku tentang sebuah ikatan yang aku miliki.

Kakak Shin,... kami berada di dalam sebuah organisasi yang sama. Ne Anbu....kami dibesarkan bersama seperti layaknya saudara, dia yang selalu melihatku dan tersenyum kepadaku. Hadiah buku sketsa adalah darinya. Dia yang paling peduli kepadaku. Tumbuh bersama untuk desa Konoha. Namun organisasi kami mengajarkan untuk membunuh perasaan kami agar nanti perasaan yang kita miliki tidak menghambat sebuah misi. Karena itu ujian terakhir kami dalam organisasi adalah membunuh seseorang terdekatmu, membunuh seseorang yang tumbuh bersamamu, menghapuskan semua ikatan yang kita miliki. Dan tentu saja lawanku adalah Kakak Shin.

Terlalu pahit untuk mengetahui kebenaran untuk membunuh saudaramu sendiri, tapi Kakak Shin menyelamatkan aku dan mengorbankan dirinya. Dia menyembunyikan penyakitnya sejak lama, dia tahu dia akan meninggal karena penyakitnya. Dia membiarkan hal itu terjadi, membiarkan penyakitnya tanpa ada seseorangpun tahu termasuk aku.

"Aku sudah tahu sejak lama, bahwa ujiam terakhir adalah membunuh adikku sendiri. Aku sengaja menyembunyikan hal ini karena aku tidak ingin melakukannya. Katakan pada tuan Danzo kau berhasil membunuhku. Pergilah dari sini....!!!"

"Adikku, aku tidak menyesal melakukan ini. Tapi penyesalanku adalah aku tidak dapat melihat akhir dari gambar yang kau buat untukku"

Kakakku meninggal dihadapanku, aku tidak bisa melakukan apa apa, hanya berlari dan berlari, aku kehilangan ikatanku, membunuh perasaanku dan melupakan sebuah janji. Janji untuk menyelesaikan gambar untuk kakakku.
Tapi Naruto mengembalikan itu semua. Ikatannya untuk Uchiha Sasuke mengembalikan ikatanku kepada kakakku. Naruto seakan tidak peduli beberapa kali Sasuke menghianati dan meninggalkannya, yang naruto tahu hanya membawanya kembali karena Sasuke adalah ikatan pertama Naruto. Naruto tidak ingin kehilangan ikatannya. Naruto perlu berkali kali memukulku untuk menghilangkan senyum palsuku. Dia tidak menyerah untuk melakukannya sama seperti dia tidak menyerah untuk membawa Sasuke kembali.

Bodoh, sembrono dan berisik....sesuatu yang tidak aku sukai membawaku kembali. Naruto mengingatkanku untuk gambar untuk kakakku. Gambar yang aku ingat sebagai gambar untuk saling membunuh sebenarnya adalah gambar di aku dan kakak Shin saling bergandengan tangan. Rasanya melegakan mengetahui hal itu dan sejak saat itu aku mulai dalam sebuah ikatan persahabatan bersama mereka, team 7. Teman, kata kata yang dulu tidak aku mengerti, menjadi sebuah ikatan baru. Senyum palsu yang dulu untuk menyembunyikan diriku, kini aku lakukan jika aku memang ingin melakukannya. Sebuah senyuman tulus dan lukisan bersama team 7.

"Teman"

Dulu yang hanya sebuah kata kata kini menjadi sebuah ikatan yang ingin aku pertahankan. Sebuah judul untuk lukisanku setelah hari hari kelamku. Ini akan menjadi salah satu yang aku pajang di galeriku. Dulu yang aku tahu hanya lukisan peperangan, alat alat ninja dan beberapa desa yang gersang karena peperangan, dan kini disebelahnya sebuah lukisan tentang ikatan akan menutup hari yang tidak seperti biasanya.

Senyuman bagi seseorang yang tanpa ekspresi hanya sebuah hal yang biasa bukan hal yang tulus, aku menggunakan senyuman hanya untuk menjawab semua komentar orang. Walaupun komentar itu jelek aku hanya menjawab dengan sebuah senyuman palsu. Naruto adalah orang yang tidak mengerti seni, apalagi itu adalah gambar abstrak tidak ada ketertarikan dengan hal yang seperti itu. Dulu saat bergabung dengan tim 7 untuk menjalankan misi pengejaran Sasuke, seperti sebuah kebiasaan aku akan menyempatkan untuk melukis salah satunya adalah sebuah lukisan abstrak sebuah pusaran yang digabungkan dengan beberapa warna, Naruto hanya menggeleng dan mengatakan tidak berseni sama sekali. Aku hanya membalas dengan senyuman palsu, sungguh aku tidak mengerti harus membalas dengan apa, kejadian tersebut berulang terus sampai seorang seperti Sakura memukul wajahku dan aku kembali melakukan hal sama, tersenyum dengan senyuman palsu.

Setelah mengerti adanya sebuah ikatan yang disebut teman, aku mulai belajar dengan hal tersebut dengan sebuah buku. Yah...kalian bisa menertawakanku dengan hal itu "mempelajari sebuah ikatan dalam sebuah buku"
Buku panduan yang membuatku terlihat bodoh, ingin memberikan sebuah sapaan keakraban malah menjadikan Naruto dan Sakura mengamuk. Ya tentu saja...dalam salah satu buku panduan mengatakan

"Berikanlah nama saapan dari apa yang bisa kau lihat dari mereka. Bisa menggunakan sifat mereka atau bisa juga dari bentuk fisik mereka"

Naruto bodoh dan Sakura si jidat lebar.....sapaan yang membuat mereka berteriak kepadaku. Sakura sudah memberitahuku untuk jangan terlalu kaku dengan menerapkan apa yang ada pada buku panduan, ikatan itu dirasakan dan tidak terlulis di sebuah buku panduan. Tapi tetap saja aku masih melakukannya.

"Nona cantik"

Sapaanku kepada istriku saat pertama kali bertemu ketika kami makan yakiniku bersama. Alasan dibalik aku memberikan nama itu adalah supaya aku terhindar dari pukulan dan teriakan. Memberikan sebuah nama panggilan yang berbanding terbalik dengan aslinya, dan hasilnya Ino sangat senang dan pipinya bersemu merah. Ah...aku telah berbohong kepadanya, dan tentu saja Sakura marah karena itu dan kembali aku dipukul. Memang sebuah ikatan agak merepotkan bukan....

Ikatan antara Naruto, Sasuke dan Sakura masih belum bisa aku pahami. Sebuah tragedi menyerang desa kami. Pain akatsuki menghancurkan desa. Incaran mereka adalah temanku Naruto. Sebuah desa yang dulu damai sekarang porak poranda karena kejadian tersebut. Seorang pahlawan lahir, seorang pahlawan yang dulu dianggap ancaman menolong mereka semua dari kejadian tersebut. Naruto...dia masih mau menolong untuk orang yang pernah mengataknnya sebuah ancaman, karena tempat ini adalah tempatnya pulang. Sasuke dikatakan telah menyerah seorang jincuriki dari desa kumogakure dan dianggap penghianat oleh raikage, tapi naruto masih tetap membelanya dan meminta raikage untuk membatalkan perintah. Naruto dipukul berkali kali, dia kesakitan oleh pihak yang menuntut akan kelakuan yang dilakukan Sasuke.

Naruto tetap tunduk dan memohon kepada mereka demi sahabat yang secara terus terang melakukan kejahatan. Sakura, dia membohongi perasaannya untuk menyelamatkan sahabatnya dan menanggung sendiri kesedihannya. Berkeinginan untuk membunuh Sasuke walaupun tak mampu, mengatakn cinta kepada Naruto agar membuatnya berhenti mengejar Sasuke. Aku tahu Sakura berbohong dan tidak bisa melakukan hal itu. Lalu kenapa dia melakukannya?

"Karena kau bagian tim 7, aku percaya kepadamu Sai"

Kakashi sensei mempercayakan tugas ini kepadaku, agar aku bisa menyimpan rahasia kalau naruto tidak keluar untuk bertemu raikage, aku pernah menghianati mereka tapi mereka tetap bisa percaya kepadaku dia karena kita ada dalam sebuah Ikatan bersama tim 7. Jawabannya adalah ikatan...

Sebuah takdir mempertemukan kami kembali dalam sebuah perang besar dunia ninja melawan akatsuki. Pertemuanku dengan kakak Shin. Akatsuki membangkitkan kembali mereka yang telah meninggal dengan menggunakan edo tense, kakakku salah satunya. Aku tidak bisa terima mereka melakukan hal itu kepada orang yang telah meninggal dan tenang disana. Mereka memperlakukan kakakku Shin seperti sebuah boneka. Sebuah pertemuan diwaktu yang tidak tepat dan kembali mengulang masa lalu, kali ini dia kembali menjadi lawanku. Sebuah pertemuan yang tidak menyenangkan.

"Adikku, aku tidak ingin melakukan hal ini kepadamu. Cepat bunuh aku jangan ragu, aku adalah orang yang sudah mati"

Aku tetap tidak bisa melakukan perintahnya, sampai kami bertarung, dia yang dijadikan boneka edo tense dan aku menggunakan keahlian jutsu melukis. Ini tidak bisa dihindari sampai karena sebuah ledakan buku sketsa yang ingin aku berikan kepada kakak Shin terjatuh dan terbuka pada halaman tengah. Gambar kami saling berpegangan tangan dan tersenyum.

"Aku tidak menyangka aku akan melihat lukisan yang kau buat. Sesuatu yang ingin aku lihat semasa hidupku. Aku tidak menyangka karena hal ini aku bisa terbebaskan. Aku tidak lagi memiliki hal lain disini, aku akan pergi. Kau telah membebaskanku adikku"

"Mereka memanggilmu dengan nama Sai? Baiklah Sai lindungilah mereka yang memanggil dengan nama itu"

Kakak Shin menghilang dengan senyumannya. Tidak ada penyesalan dalam dirinya, kini dia benar benar tenang. Aku tidak dapat menahan tangisku. Lukisan ini, kenangan ini akan aku jaga karena mengingatkanku dalam sebuah ikatan.

Aku terlalu kagum menandangi lukisanku, sampai satu persatu tamuku datang ke galleryku. Beberapa diantara mereka adalah teman teman seperjunganku.
Keluarga tim 3, Guru Gay dengan kursi roda yang di dorong tenten, disampingnya seseorang yang telah terlihat dewasa Rock Lee. Dulu saat perang Aku dan Lee bertarung bersama dia menjadi tamengku saat aku menyiapkan jutsu untuk menyegel edo tenso. Dia benar benar bisa diandalakan, kami sama sama percaya kepada tim. Dia percaya kepadaku dan aku mempercayakan nyawaku padanya. Dengan senyuman dan acungan jempol dia meyakinkanku. Rock Lee juga datang bersama putranya, ya mereka terlihat sangat mirip.

"Kerja yang bagus Sai..." teriak guru Gay sambil mengacungkan jempolnya

Dia guru yang selalu bersemangat, tidak heran dia menjadi seorang rival abadi dari Kakashi Sensei

"Ah...itu burung dengan bulu emas, ." Lee mengamati salah satu lukisanku

"Burung yang terbang bebas dengan bulu emas yang indah, lukisan untuk menghargai almarhum Neji Hyuga" terangku

Aku mengatakan Neji Hyuga, dan mereka terlihat murung.

"Ah maaf...bukan maksudku..." sesalku

Lee terlalu ekspresif dia memelukku "Hei hentikan..." grutuku

"Kau sangat sangat memperhatikan almarhum Neji. Terima kasih terima kasih..." kata Lee mengekspresikan dirinya

"Lee sudahlah, jangan melakukan hal yang memalukan..." pinta Tenten
Selanjutnya pari wanita yang bagiku mereka memiliki kekuatan fisik yang agak gila dan menakutkan, tapi mereka adalah ninja medis yang hebat. Tsunade-sama, Shisune-san dan si jidat lebar Sakura.

"Sai, maafkan aku. Suamiku akan datang terlambat. Dia masih ada urusan dengan Nanadaime Hokage" kata Sakura

"Aku rasa Naruto itu terlalu kaku, dia tidak libur disaat seperti ini. Ini malam minggu..." keluh Tsunade-Sama

"Tsunade-Sama jangan berkata seperti itu, Naruto itu orang yang berkeja keras. Tidak sepertimu yang sedikit pemalas dan suka minum sake. Hah.." keluh Shisune

"Ya Shisune...aku tahu aku...."

Tatapan kesal Tsunade-sama teralihkan ke sebuah lukisan kalung "Sai, Itu seperti kalung milik almarhum kakekku, shodaime hokage"

"Ya Tsunade-sama, aku memang terinspirasi dari kalung itu. Walaupun sekarang kalung itu sudah tidak ada karena hancur, setidaknya aku bisa mengabadikannya lewat sebuah lukisan yang aku buat"

"Mungkin aku akan memandanginya semalaman ini. Kalung yang penuh kenangan tentang mimpi" Senyuman terlihat jelas di wajah Tsunade-sama

Keluarga tim 10. Mereka dikenal dengan sebutan formasi InoShikaCho. Sejak jaman ayah sampai ke jaman anak mereka tetap mewarisi formasi itu. Dikatakan pula keluarga mereka sudah berteman sejak lama. Chouji datang bersama Karui dan anaknya Chocho. Temari datang sambil memegang tangan anaknya Shikadai yang terlihat tidak nyaman dengan perhatian Ibunya. Dan aku rasa Shikamaru masih sibuk dengan urusan bersama hokage kami.

"Oh Temari-san kau datang juga...apakah Shikamaru tidak datang?" Sapa Sakura

"Sebagai penasehat hokage, dia masih sibuk sampai saat ini. Lagipula sekarang ada Shikadai bersamaku." Jawab Temari

Ini akan menjadi pembicaraan yang panjang antar istri para tangan kanan hokage. Aku tidak ingin mengganggu mereka. Shikadai dan Chocho melepaskan genggaman ibunya dan berlari kepadaku.

"Paman, dimana Inojin?" tanya Shikadai
"Masih bersiap siap, dia masih di rumah"
"Wah...dia terlalu lama berhias untuk seorang laki laki" kata Chocho polos

Aku hanya tertawa mendengar kepolosan mereka, dari kakek sampai ke cucu. Mereka masih berteman sebagai formasi yang tidak akan pernah terputus.
Chouji dan Karui mendatangi putrinya setelah melihat beberapa lukisan.

"Sai, lukisan kupu kupu biru yang kau buat mengingatkanku pada guru Asuma. Membuatku jadi lapar dan ingin makan yakiniku" terang Chouji

"Lukisan, kupu-kupu, guru Asuma dan berujung pada alasan lapar? Itu sesuatu yang sangat berbeda Chouji" tanyaku keheranan

"Kau selalu berpikir tentang makanan sayangku..." keluh Karui
"Ini sama sepertimu Sai, kau mengabungkan seni lukis dan kupu kupu menjadi suatu lukisan padahal itu sesuatu yang berbeda, tapi pada dasarnya mereka sama yaitu menunjukkan keindahan. Sama sepertiku lukisanmu memunculkan sebuah kenangan kepadaku. Kenangan akan ikatan, sesuatu yang sering kita lakukan bersama dalam satu tim 10 bersama Guru Asuma" terang Chouji

"Kau benar juga Chouji" aku mengangguk tanda mengerti

Semakin malam Para tamu makin banyak berdatangan, suara gonggongan anjing memenuhi ruangan. Aku sangat tahu siapa yang datang. Tim 10, Kiba dan Akamaru, lalu Shino sambil membenahi kaca matanya dan juga Kurenai-san bersama putrinya Mirai.

"Aku sangat berterima kasih kepadamu karena telah mengijinkan seekor anjing datang ke galerymu" terang kiba sambil mengusap usap kepala akamaru

"Tentu saja, karena aku telah menyiapkan sebuah lukisan untuk Akamaru bersama para anjing ninja milik Kakashi-san. Kata Kakashi-san kalian pernah berlatih bersama dengan para anjing ninja itu"

"Hanya untuk Akamaru? Lalu aku?" protes kiba
"Tentu saja tidak ada..."
"Lalu untuk serangga?" Kini Shino angkat bicara
"Anu...kupu kupu termasuk serangga juga kan? Kurasa kau bisa bergabung dengan Chouji."

Kata Naruto, Shino adalah anak yang pendiam, tapi melihat reaksinya yang merasa terlupakan aku sedikit menyesal.

"Sudahlah Shino, Sai itu tidak seperti Naruto yang terkadang sering melupakanmu. Percayalah dia ingat denganmu dan menggambar salah satu serangga" Kiba membujuk Shino, aku ikut tersenyum karena merasa ditolong dalam kondisi ini.

"Lukisan monumen hokage yang sangat bagus Sai-nii san. Kakekku pasti sangat bangga kalau mengetahui ada pelukis yang jenius sepertimu di konoha" kata Konohamaru yang menghampiriku beriringan bersama Iruka-san

"Dan lukisan yang paling besar yang ada disini" tambah Iruka-san

"Monumen itu adalah sebuah penghormatan. Mengingatkan kita kepada desa Konoha dan juga di tempat ini orang orang terkasih ada bersama kita. Monumen hokage adalah suatu penghargaan untuk mereka yang memimpin desa dan juga mengingatkan kita pada tokoh tokoh yang telah melindungi desa dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Karena mereka, kita bisa tinggal disini, tanah yang kita sayangi"

"Kau membuatku mengingat kakek dan juga pamanku Sai-nii san. Monumen yang penuh kenangan"

"Ya itu memang benar, monumen hokage sangat menjadi kenangan terutama bagi kalian yang waktu kecil senang mencoret coret monumen itu..."
Aku melihat wajah Konohamaru dan Iruka-san memerah karena malu, mengingat kembali kenakalan dimasa kanak kanak.

"Naruto-nii juga melakukan hal yang sama..." Konohamaru tidak terima karena aku hanya menyebut mereka berdua

"Dan kalian jangan lupakan Boruto, dan kau punya tanggung jawab yang besar Konohamaru!. Kurasa kau harus memberi banyak burger kepada Boruto..." jelasku

Jaman pemerintahan Nanadaime Hokage, masa para generasi pada era yang baru telah berkembang, dulu Konohamaru yang sering mencoret monumen hokage sekarang telah menjadi seorang jounin dan menjadi ketua di tim Boruto. Dulu yang mereka sering diteraktir kini beralih mereka yang akan meneraktir para generasi baru.

"Nee-san ...kau tidak bisa seperti, aku juga ingin kue itu..." keluh Hanabi yang mencoba meraih bungkusan yang dibawa kakaknya Hinata

Nyonya Hokage Hyuga Hinata bersama sang adik Hyuga Hanabi, hubungan yang sangat menarik diantara kedua putri hyuga. Mereka saling menyayangi, menghargai dan sang adik yang ingin seperti kakaknya.

"Sai-san...ini ada sesuatu untuk Inojin..." Hinata memberi sebuah bungkusan yang dia bawa

"Untuk Inojin?"

"Anak anak sangat suka dengan kue coklat, ini permintaan dari Himawari agar memberikan beberapa kue coklat ke teman teman kakaknya. Jadi terimalah..."

"Woooo...Sai-san, ini lukisan bulan yang sangat bagus. Seperti sebuah kisah romantis" Hanabi terlihat bersemangat memandangi lukisan bulan, sampai dia tidak bisa menahan tangannya untuk menyentuh langsung

"Hanabi...perhatikan tanganmu..." pinta Hinata

Kedua bersaudara yang memiliki sifat yang berbeda, sang kakak yang cenderung pemalu dan sang adik yang sangat bersemangat.

"Hmmm hmmm apakah kakak tidak ingat sesuatu dengan melihat gambar ini?..." goda Hanabi

Pipi Hinata terlihat bersemu merah....

"Ciuman pertamamu bersama Naruto saat penyelematan Hanabi..." jawabku lantang

Hanabi terlihat gembira mendengar jawabanku, dia memberikan tangannya dan aku membalasnya "Give me five Sai-san, ternyata kita memikirkan hal yang sama. Lihatlah kakakku dia terlihat malu malu..."

"Kalian berdua hentikanlah..." pinta Hinata yang masih dengan pipi merahnya
"Hei hei kalian berhentilah menggodanya seperti itu ..." Sakura ikut bergabung "Hinata, kukira Sarada ada bersamamu..."

"Ah..maafkan aku Sakura-san. Sarada tadi memang bersamaku begitu juga dengan Boruto dan Himawari, tapi Kakashi sensei dan Yamato-san datang berkunjung, dan kau sangat tahu kalau anak anak menyukai Kakashi sensei. Jadinya anak anak ingin datang bersama Kakashi sensei"

"Hmmm...ku harap Kakashi sensei tidak terlambat..." Sakura melipat tangannya
"Mereka datang..."

Seseorang yang sering terlambat dengan alasan tersesat dalam jalan yang namanyankehidupan. Dia adalah guruku dan seorang rokudaime hokage, Hatake Kakashi. Dia terlihat sedikit susah berjalan karena mengangkat boruto yang tertidur di atas pundaknya, merangkul Himawari yang senang memainkan penutup mulut kakashi dan Sarada yang merangkul kakinya. Sementara Yamato taicho yang terlihat malu malu karena harus membawa boneka koala yang besar milik Himawari.

"Kakashi senpai, haruskah aku membawa boneka ini, sebagai lelaki ini sangat memalukan" keluh Yamato
"Ini demi anak anak, kau tahu aku sangat percayakan itu kepadamu..." goda Kakashi yang tentu saja tidak bisa dibantah oleh Yamato
"Selamat datang Kakashi-san dan Yamato-san..." sapaku
"Yooo...Sai-san lama tidak berjumpa" sapa Kakashi

"Maafkan aku Kakashi sensei jadi merepotkanmu..." Hinata mengulurkan tangannya untuk menggendong Himawari "Himawari, seharusnya kau bisa berjalan sendiri, sekarang kau bisa mengambil bonekamu dan membawanya sendiri...." tutur Hinata lembut
"Baik ibu..."

Sementara Boruto diambil oleh Hanabi "Boruto, jangan jadi kebiasaan kau tertidur seperti itu..." hardik Hanabi
"Hanabi, itu terlalu keras, kau tidak ingin bukan menjadi bibi yang galak di hadapan anak anak" tidak hanya ke anaknya, Hinata juga lembut kepada adiknya
"Tuh kan..denger itu bibi Hanabi, dengerin kata kata Ibu..." sahut Boruto

Pertunjukkan ini mempertemukan semuanya, dari yang tidak pernah bertemu berkumpul di hari yang sama sambil mengingat kenangan di masa lalu. Tinggal 3 orang sahabatku yang belum datang dan juga keluargaku.

Di ruangan tengah galleryku berdiri lemari kaca yang tingginya memudahkan orang untuk melihat isinya, disanalah sang primadona tersimpan menyapa para tamu yang datang. Dan primadona itu adlah tentu saja buku sketsa yang diberikan kakak Shin dengan bagian tengah yang terbuka gambaranku bersama kakak Shin yang saling bergandengan tangan. Awalnya aku sempat berdebat dengan istriku mengenai gambar yang akan menjadi primadona, istriku yang lebih memilih lukisan keluarga harus mengalah, karena sebuah penjelasan dariku.

"Karena sketsa ini aku bisa memiliki keluarga. Keluarga bersamamu dan juga putra kita. Jadi ijinkan aku menggunakan ini"

Istriku luluh sebagai permintaannya, dia ingin menambahakan bunga mawar berwarna merah muda disamping buku sketsa, dan tentu saja aku menyetujuinya. Kata istriku mawar merah muda melambangakan penghargaan, kebahagiaan, kekaguman dan ucapan terima kasih. Sangat sesuai pikirku, aku tidak pernah mengerti arti sebuah bunga tapi istriku sangat mengetahui itu.

Kericuhan terdengar dari arah pintu masuk, beberapa orang datang dan terlihat kerepotan membawa sesuatu...

Hokage kami bersama Shikamaru dan Sasuke.

"Seharusnya kau menggunakan bunshinmu saja Naruto..." keluh Sasuke yang tangannya penuh ramen instan
"Kau sangat yakin sekali kalau disini akan ada air panas. Merepotkan saja..." keluh Shikamaru yang mendapat tugas lebih membawa ramen instan
"Ini hari yang spesial, jadi ikuti saja lagi pula kita sudah mengiyakannya." Naruto bersama satu bunshinnya ikut membantu membawa ramen instan

Seorang wanita berambut panjang yang diikat rapi dan seorang anak laki laki terlihat dibelakang mereka, mereka tersenyum kepadaku.

Itu mereka....
Istriku si nona cantik. Dia begitu manis, ini bukan hanya untuk menggodanya aku benar benar memujinya. Walau kadang dia sering berteriak tetap saja aku mencintainya sebagai istriku. Kata Shikamaru, perempuan adalah seseorang yang merepotkan dan selalu berteriak. Ya itu memang benar tapi disisi lain mereka melengkapi kita. Sama halnya aku dan istriku.

Akhir ini aku sering mengobrol banyak hal bersama Shikamaru terutama mereka yang akan menjadi masa depan, dalam sebuah permainan catur mereka adalah para raja yang harus kita lindungi. Menyiapkan sesuatu, melindungi sesuatu untuk masa depan mereka. Karena mereka adalah warisan kita selain masa lalu yang sudah ada. Mereka adalah orang yang mewarisi telad kita suatu saat nanti...Sang raja, putraku Inojin.

Ino masih tersenyum dengan membawa rangkaian bunga lili "Lily of the valley" seingatku bunga itu mengartikan sesuatu.

"Terima kasih telah membuat hidupku sempurna"

Aku merasa terharu, bunga itu juga yang ikut menghiasi di hari pernikahanku.
Dan Inojin tertawa kecil membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang sudah dinyalakan. Putraku mendekat dan menyerahkan kue kejadapanku.

"Selamat ulang tahun ayah...."

Diikuti dengan yang lainnya mengucapkan kalimat yang sama yang disampaikan putraku.

Ini hari ulang tahunku? Aku terlalu sibuk sampai tidak sempat memikirkan hal ini dan mereka teman temanku telah mempersiapkan hal ini. Aku yang awalnya ingin mereka mengenang dengan memori manis kini membuatku sangat terharu.

Ikatan yang dulu tidak pernah aku miliki dan aku miliki, kini aku bersama mereka. Mereka tempat aku pulang, ikatan inilah yang memberiku kenangan, sebuah momori yang tidak akan terlupakan. Ikatan yang memanggilku "Sai" aku akan melindungi mereka.

Aku merangkul putaku dan istriku sebuah ciuman mendarat di kening mereka...
"Terima kasih untuk kebahagiaan ini"





































1 komentar:

  1. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.biz
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    BalasHapus

Review Buku : Perpustakaan Tengah Malam

Judul               : Perpustakaan Tengah Malam Pengarang     : Matt Haig Halaman        : 368 halaman          Satu-satunya cara untuk bel...