Rabu, 17 Juli 2013

Semua chapter Melody Of Esta (finis)



Judul : Diperkenalkan, perkenalan, dan Mengenalkan. Menelan Ludah.
Bunga di Tepi Jalan. Bilang Saja aku Takut. Garis Waktu. Dan Kini. Tentang Pantai. Aku ingin mengenal. Remember When. Rindu Atau kehilangan. Hitam Di atas Putih. Taman Bunga Dan Buah Yang Matang. Untuk Diingatkan. Dan Kini Pun Berjalan. Berakhir di Sebuah Melodi Deburan Ombak

Diperkenalkan, perkenalan, dan Mengenalkan
Tidak kenal maka tak sayang. Sesuatu yang benar apa adanya dan memang itulah yang benar terjadi. Diperkenalkan dengan sesuatu yang menurutku suatu hal yang tidak begitu penting dan tak akan mungkin terjadi. Setiap hari. setiap waktu diperkenalkan, sampai suatu ketika aku memperkenalkan diri. Menerima apa yang diperkenalkan. Sedikit demi sedikit mulai ku kagumi dan menganggap itu adalah bagian dari diriku yang harus aku jaga. Kisah selanjutnya yang akan menjadi sebuah cerita bagi mereka yang memperkenalkan dan bagiku yang ingin mengenal. Ingin kukenal apa yang telah mereka kenalkan. Ingin memperkenalkan diri untuk dia yang dikenalkan.

Menelan Ludah
Banyak orang berbicara tetangku. Banyak orang yang sering memberiku sebuah nasihat. Dan banyak pula yang sering mengejekku. Semua ada cerita dibalik itu semua. Tidak sembarangan mereka melakukan hal itu dan semua itu memiliki maksud tersendiri. Pernah suatu ketika aku menyangkal akan apa yang disarankan. Aku sangkal dan aku katakan itu tidak mungkin terjadi padaku, dan apa yang terjadi setelah itu? Tak ada setahun, aku menelan ludahku sendiri. Ahhh termakan atas kata-kata yang aku bilang tak mungkin. Beberapa hal berubah setelah itu, dan ada rasa ingin mendapatkan. Ada rasa ingin memiliki. Dan ada rasa yang campur aduk. Sudah seperti permen rasa asam, asin, manis, pahit, dan pedas.
Aku mulai tetarik dengan apa yang aku rasakan ini. Terus dan terus sampai aku tak tahu sejak mulai kapan. Apa ini? benarkah ini? kadang pertanyyaan itu sering muncul dibenakku. Bekali kali dan terkadang aku tidak bisa untuk menahannya. Ini bukan pertama kalinya tapi ini untuk kedua kalinya seperti ini. Satu tak sama dengan dua, sama seperti kisahnya ini perasaan yang sama tapi yang dirasakan itu berbeda.
" Menyukai seseorang adalah hal yang indah. Tak ada alasan untuk menyembunyikkannya"
Iya seperti itulah yang terjadi. terjadi dan terjadi dan merupakan sesuatu yang dulunya tidak pernah aku suka. Tapi sering bertambahnya umur sesuatu itu sangatlah perlu.

Bunga di Tepi Jalan
Bunga, terkadang mencirikan seorang perempuan. Bunga, sesuatu yang indah dengan mahkota dan wanginya. Bunga, kau akan mengundang kumbang dan kupu-kupu untuk mendekat denganmu. Aku, bukanlah seseorang yang suka dengan bunga apalagi tertarik dengan bunga. Tidak mungkin dan sangat tidak mungkin.
Dan apakah yang terjadi antara bunga denganku? Muncullah sebuah cerita tentang sekuntum bunga. Sebuah bunga di tepi jalan. Sebuah bunga yang tak ada yang tahu siapa yang menanamnya. Sebuah bunga yang kokoh dan tetap bisa hidup walaupun tidak ada yang memilikinya. Apa yang terjadi dengan bunga itu? Dia sesuatu yang menarik dan sangat berbeda dari bunga yang lainnya. Ku dekati dan kuperhatikan. Dan berguman dalam hati
“Ternyata kau indah juga”
Sepintas orang melihat, dia tak punya daya tarik. Tapi semakin dilihat dia begitu menarik dan harum. Harum yang sangat berbeda dari bunga perhiasan lainnya. Bentuk yang berbeda dari bunga yang lainnya. Dan akupun tertarik dengan bunga itu. Bunga yang mengubah sebuah cerita. Bunga yang sekali lagi membuatku menelan ludah. Bunga oh bunga sebuah awal melodi dan harapan dimusim ini.
Bilang Saja aku Takut
Kenapa seseorang bisa suka dengan lawan jenisnya? Apakah karena rupanya ? Karena tingkahnya? Karena kepribadian? Atau karena apa yang dia miliki?  Satu dua diantaranya adalah alasan seseorang bisa tertarik dengan yang lainnya. Jika kalian Tanya kenapa aku bisa suka? terkadang aku tak tahu kenapa aku bisa suka? Bukan karena rupanya. Bukan karena kepribadiannya? Bukan juga karena apa yang dia miliki. Walaupun di sisi lain aku memang mengaguminya karena kepribadiannya. Tapi bukan berarti itu alasan aku suka dengan dia. Iya, ini murni aku suka dengan dia. Suka dengan berjalannya waktu yang berjalan diantara kita berdua. Entah karena apa, yang aku tahu aku suka dengan dia. Dan itu bukan sebuah opini, tapi ini fakta yang aku rasakan.
Sudah sejak lama aku mengagumi sosok tersebut. Berjalannya waktu rasa kagum itu berubah menjadi rasa ingin memiliki dan rasa ingin mengenal lebih jauh. Bagiku dia begitu menarik. Sangat….beda sekali dengan mereka yang sering aku kenal. Aku mendekat, dan sepertinya dia tahu aku memiliki suatu rasa yang berbeda terhadapnya. Tapi sebenarnya kondisi ini merupakan suatu kondisi yang tidak aku suka. Aku jadi merasa canggung. Ini bukan salah dia bukan juga salah perasaan yang aku rasakan ini. Tapi karena aku sudah membuat itu menjadi rasa yang tak nyaman. Ah…..sering berdebar jantung ini jika lama-lama dekat dengannya. Dan tak berani untuk kehilangan momen ketika kami bersama.
Ada yang beda yang kurasakan jika dia tak ada disini. Ada rasa kangen kalau dia jauh. Ada rasa kesel juga kalau dia tak pernah tanggap dan terlihat begitu cuek. Semuanya campur aduk. Aku perlu kompor, yang sebenarnya sudah ada. Tinggal dipanaskan saja. Yang masih belum ada adalah keberanianku. Oh….aku benar tak berani tak berani untuk mengungkapkannya. Apakah itu karena aku takut jika dia tak menerima? Mungkin itu salah satu jawabannya kenapa aku takut untuk mengatakannya.
Dan sejak kapan aku mulai salah tinggkah ketika ada menceritakan tentang dia? Iya rasa itu mulai ada ketika aku memberitahukan kepada seeorang kalau aku suka dengan dia. Ya begitu karakter yang aku miliki. salah tingkahlah, takutlah dan apalagi lah yang aku tidak ketahui. Dan aku ingin mengetahui hal lainnya dalam diriku agar aku bisa perbaiki dan aku bisa mengenali dia sedikit demi sedikit.
Sembunyi
Jika kamu ketakutan akan sesuatu apakah yang kamu lakukan? Berlindungkah? atau melawankah? Mungkin kalau dia sedang ketakutan atau melihat suatu sosok yang terlihat akan mengganggunya. Mungkinn dia akan berlindung terlebih dahulu. Berlindung, bukan berarti dia tak mau menyerang. dia menyusun strategi entah itu untuk melawan atau hanya menguji. Dan aku tak pernah tahu berlindung itu untuk apa?
Apakah aku terlihat seperti pengancam? Sehingga dia melindungi dirinya? atau ini jalanmu yang sesuai dengan keinginanmu? Banyak pertanyyan yang muncul dalam benakku, tentang apa yang dia maksud. aku bertanya pada mereka yang tahu tentang dia. Satu kunci yang kudapat adalah ada sesuatu yang telah dia lakukan.
“Sedang berlindung dari dirimu”
Jika dia memang berlindung. pakah yang dia lakukan itu benar adanya? Atau apakah dia itu berbohong? Aku sangat sangat memikirkan hal itu. Sampai aku meminta maaf walaupun itu tidak didepanmu.
“Maafkan aku yang telah mencintaimu. Walaupun kau ada yang punya”
Ku berhenti sejenak untuk menunggu lampu hijau. Entah itu sampai kapan.

Garis Waktu
Waktu, terkadang dia menjadi suatu hal yang sangat ditakuti atau bahkan banyak yang senang dengan sesuatu yang disebut dengan waktu. Dan karena waktu juga aku bisa suka dengan orang tersebut. Semua karena waktu. Dan hanya waktu yang bisa menjawabnya. Sesuatu yang diciptakan tuhan yang sangat bermakna dan tidak bisa berhenti.
            Waktulah yang bisa menjawab semua. Suatu hari dia pasti akan tahu atas apa yang aku rasakan. Ataukah dia sudah tahu sebenarnjya apa yang aku rasakan? Aku tak tahu tapi sangat ingin untuk tahu. Hanya sang waktu yang tahu jawaban pastinya.
            Bagaimana caraku untuk mengetahui perasaannya kepadaku? Apakah perasaan itu sama seperti yang aku rasakan? Saya tidak tahu berapa lama lagi bahwa saya harus sabar terhadapmu. Aku selalu bersembunyi dan berbohong terhadap hatiku. Setiap kali kita bertemu dan berhadapan. Meskipun terkadang aku tidak peduli. Tidak bisakah kau mendengar hatiku yang memanggilmu. Tapi aku tak bisa untuk mengungkapkannya. Jauh di dalam hati aku sangat takut untuk mengatakannya. Tak bisakah kau mendengar hati ini yang menunggu, menunggu kamu untuk merasakannya. aku berharap kamu menyadarinya suatu saat nanti. 
          Tapi aku tahu suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya. Aku tahu perasaanmu ketika aku mengutarakannya. Garis waktuku untuk mengutarakannnya adalah sebuah deadline keberanian dan harapan bagiku. Beranikah aku? Deadline itu yang akan menjawabnya.    

Dan Kini
Apa yang diinginkan pun tercapai. Dengan melampaui suatu batas aman. Tapi aku tak pernah tahu bagaimana kedepannya? Dan kita tak akan pernah tahu. Ini adalah apa yang aku inginkan, menjadi bagian dari ceritanya.
Ini adalah salah satu melodi yang aku inginkan, melodi tentang hidupku. Melodi tentang kisah asmaraku dengan dia.  Menjalani dengan harapan yang sudah aku buat dalam sebuah diskripsi di pikiranku. Aku pingin seperti ini, aku ingin seperti itu. Aku ingin kejadian semuanya. Terjadi dengan rapi serapi sesuai yang aku pikirkan. Dan kita pun menjalani dengan cerita yang tak pernah kita tahu. Cerita yang tidak bisa aku diskripsikan dengan menggunakan pikiranku. Aku hanya bisa merasakannya , merasakan dengan hatiku. Inilah melodi hati yang ingin aku nikmati, entah itu benar ku rasakan dengan hati atau yang aku pikirkan dengan akal pikirku.
            Awal mula aku merasa sangat canggung atas hubungan yang aku rasakan ini, ahhh… malu lah apalah ya begitulah selanjutnya. Tidak seperti dulu yang aku rasakan. Tapi aku tetap menjalaninya samapai aku mendapatkan nyamanku terhadapnya seperti dulu.  Apakah yang dia rasakan tentangku? Apakah dia merasa nyaman denganku? Atau malah dia tidak nyaman dengan yang dia rasakan terhadapku. ? Itu pertanyaan bagiku? Tapi perlu diketahui, aku sebetulnya tahu. Tahu yang sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi.
Ini tidak nyaman , tidak nyaman seperti dulu. Tidak nyaman seperti dulu sebelum kau dan aku menjadi kita. Tapi aku tetap ingin menjalaninya berharap ini akan berubah sesuai dengan diskripsi otakku.

Tentang Pantai
Mendengar apa yang semestinya didengar. Ketika kau mendengar debuarn ombak itu, mungkin saja kau merasakan kau adalah bagian terkecil dari dunia ini dari luasnya lautan yang tak bisa kau jangkau. Disinilah kita pertama kalinya untuk menggunakan hari ini menikmati malam. Ini tempat kesukaanku. Tapi aku tak tahu apakah ini tempat kesukaanmu. Sampai sekarang aku pun tak tahu.
            Tentang pantai, tentang indahnya malam itu. Deburan pantai merupakan melodi alam tampa kau rencanakan. Dan cahaya mungil di tebing yang sudah seperti kunang-kunang. Melodi dan lentera yang begitu romantis buatku. Kalau tidak tebing, maka aku akan memilih pantai untuk meningggalkan sebuah cerita tentang rasa ini. Rasa ini, yang merupakan rasa yang kuberikan untukmu. Deburan ombak, seni suara alam yang terdengar jelas lewat alat pendengar ini. Tapi itu tidak mengalahkan suara berbisikmu walaupun kutahu saat itu kau tidak berbisik. Berasa sangat canggung untuk pertamanya. Sedikit demi sedikit mulai kuisisi dengan ceritaku dan kau menimpalinya.
            Matamu, cahaya malam itu. Walaupun mungkin lentera itu bisa lebih terang. Tapi aku melihat matamu terlihat seperti cahaya yang membuat aku terkesima untuk tidak lepas dari sorot matamu. Aku menikmati tatapan mata itu. Masih kurasakan canggung. Aku bisa merasakan hangat tubuhmu, aku bisa mencium aroma tubuhmu, aku bisa melihat matamu, aku bisa mendengar suaramu tapi aku belum bisa untuk mengecupnya. Ya di pantai itu..  Tentang pantai , sejuta melodi dan cahaya yang menemani malam indah itu.

Aku ingin mengenal
Ada perasaan saat bersama. Aku ingin mengenal dia. Dia belum membuka semua. Apa yang aku rasakan? Merasakan masih adanya pembatas diantara kita. Dan aku belum tahu penyebabnya. Tolong aku tuhan . Katakan padaku. aku sangat ingin mengenalnya. Apakah sekarang bukan waktunya? Rasa ini membuat aku rindu. Rasa rindu untuk berdua, untuk saling mengenal. Hanya kau dan aku. Aku ingin mengenal dirimu. Aku juga ingin kau mengenalku.
Remember When
Sesuatu yang tidak terlupakan. Dan sampai saat ini masih teringat setiap detiknya. Bisa kau bayangkan sebuah kaca tebal pun bisa hancur. Kaca tebal yang melingkupi kita. Ini yang dirasakan. Dan aku tak tahu sampai sekarang apakah yang dirasakan kita itu sama. Atau hanya satu pihak yang merasakan indah. Rasa melayang, walaupun sebelumnya tak pernah melayang. Bisa kau rasakan kalau tubuh ini terasa ringat. Ingin jatuh untuk terbang. Dan ingin untuk terus didekap.
Jaga aku, dalam dekapan dan jangan lepaskan dari harum badanmu. Heiii aku menikmatinya dan ingin menikmatinya dulu. Tatapan matanya yang teduh dan menjaga. Harapan yang lain terbuang seketika. Yang aku rasakan hanya ini. Ini yang pertama kali.
Belum ingin kulepaskan rasa manis ini, tidak bisa diceritakan tapi hanya bisa dirasakan. Semua panca indra bekerja dengan baik tanpa ada satupun yang tak normal. Rambut desahan napasnya terlihat dan terdengar jelas. Aku merindukannya. Dan aku tak lupa sampai sekarang, setiap detiknya masih kuingat. Kau tahu itu apa? Mungkin kau pun tahu atau kau tak tahu.
Rindu Atau kehilangan
            Terkadang memang susah untuk mengungkapkan apa yang diingankan oleh hati. Melodi kita terdengar jelas apa yang sebenarnya diingankan oleh hati. Hati ingin seperti ini tapi otak dengan sukses bersuara lebih keras dan memerintahkan semua untuk diam atas kehendak hati. Aku tahu ini sangat tidak baik. Tidak baikmuntuk dirimu sendiri. Kau tahu apa yang kau inginkan tapi kau ingin segera untuk menepati janji terhadap nyanyian rindu si hati.

" Hai pemilik hati, aku sedang rindu. Bisakah kau mengabulkannya?" bisik si hati
"Iya...nanti akan aku samapaikan ...apa yang menjadi keinginnan kita" senyumku

            Dan apa yang dilakukan ? sama sekali tidak aku sampaikan apa yang sebenarnya aku inginkan. Oke.... berlama lama seperti itu. Rasanya memang tidak enak. Oke aku samapaikan apa yang yang dibisikkan oleh hati. Aku rindu, aku kehilangan, bisa kah temani ?, aku ingin bertemu, ada waktukah untukku? oke akan aku ku tunggu samapai kau kembali. Karena kau tak hanya milikku, kau juga milik temanmu, saudaramu, orang tuamu, dan juga dirimu. Menunggu, terdiam, kalaupun aku melakukan sesuatu hasilnya ya seperti itu. Kehilangankah aku ini? Kehilangan dalam melodiku. Rindukah aku ini? RIndu terhadap melodi yang sering dilantunkannya.

Hitam Di atas Putih
Tertulis di atas kertas. sebuah pesan untukku.
"Hai.....Masuk ke kamar ini seperti kosong...ada yang hilang..... Semua pasti ada maksudnya. Ada akibat pasti ada sebab. Entah apa itu. Jika semua masih abu abu antara putih dan hitam, nikmati saja, nanti jika ada pelangi datang, indahnya akan sangat berarti. Tapi jika hujan yang datang, bersabarlah, Jika menginginkan pelangi, kita harus menerima datangnya hujan”
"After rain coming, it will be a wonderfull rainbow"
Jika nantinya yang turun hujan, maka waktu akan berusaha untuk menyembuhkan,.....
Jika nantinya yang datang pelangi, mari kita benahi dan buat yang lebih indah......
Taman Bunga Dan Buah Yang Matang
" Kau tahu seorang lelaki dan perempuan itu sangat berbeda" kata kakak ku
"Iya lah...."
"Seorang lelaki itu, dia akan langsung menjalani apa yang diperintahkan. Kalau gadisnya mau ini, kekasihnya akan melakukan itu. Walaupun sebenarnya bukan itu yang dimau oleh si gadis.  Kalau saat si gadis curhat, si kekasih tidak akan menangis. Bukan karena tidak simpati tapi dia tidak mau dibilang cengeng. Dia lo kuat. seperti itulah yang dilakukan. Bukan tanpa alasan tapi ada alasannya kok"
Dan bagaimana kalau mereka hanya diam.
" Gini lo....saat mereka diam dan terlihat cuek terhadap gadisnya... Karena mereka beranggapan "Gue bisa kok selesein sendiri" Dan para gadis jangan ngototlah pingin tahu masalah kita. Emang kamu siap mendengar masalah kita. Yang mungkin akan membuatmu sakit kepala. Kita juga perlu diperhatiin gak hanya kalian"
Dan kenapa kalian gak ngerti.
"Lahhh....kita berusaha untuk ngerti. Tapi kalian itu lo..suka sekali berteka teki. Apa yang kalian omongin merupakan teka teki dan sangat berbanding terbalik dan yang diinginkan. Terus kalian maunya apa dong? Ungkapin apa yang kalian inginkan."
"Tapi kan kak..."
"Hadehhhh....jika nantinya kau dan dia tidak bisa untuk bersama sebagai seorang kekasih. Usahakanlah seperti layaknya taman bunga. Indah untuk dilihat dan tetap menjaga untuk tetap indah dilihat oleh kalian sendiri dan orang lain. Dan jika nantinya kalian tetap bersama. Rawatlah dan jaga suapaya nantinya bisa nantinya bisa dinikmati bersama layaknya sebuah buah yang matang."
Taman bunga indah untuk dilihat oleh kita dan orang lain. Buah yang Matang dinikmati pada saatnya.

Untuk Diingatkan
            Mungkin perlu untuk diingatkan, dan memang perlu adanya. Ya kusadari kadag suka menepis kehendak hati yang sebenarnya sudah merasa tak nyaman untuk keadaan yang sekarang telah dialami. Tapi aku tetapuntuk bertahan. Dan kini aku tak tahu untuk apa aku bertahan.
Sudah beberapaorang menilai dan bertanya Kamu kenapa? Aku kenapa? Aku balik bertanya. Sebenarnya aku tahu aku kenapa, tapi aku menutup semua alat indra ku, aku tak mau mendengar, aku tak mau melihat, aku tak mau merasakan, aku tak mau mencium bau, aku tak mau rasakan.
Aku tahu tapi aku tak mau. Serasa melodi yang dulu aku banggakan kini terasa membunuhku secara berlahan sangat menyiksaku.
            Tapi kenapa aku  masih tetap bertahan. Ya sudah manusia memang ada batasnya, tidak bisa diingatkan oleh yang lain. Maka waktunya diingatkan dengan kejadian yang bukan dari manusia itu sendiri. Dan hal itupin terjadi, sebuah kecelakaan menerpa. Semuanya hilang, hilang, aku terasa melupakan semua,. beban yang menghantuiku, tapi itu semua tersa nyaman, hei... ini cukup aneh bencana tapi aku merasa ringan.
Dan Kini Pun Berjalan
Apa yang diinginkan pun terjadi. Dengan melampaui suatu batas aman. Tapi aku tak pernah tahu bagaimana kedepannya? Dan kita tak akan pernah tahu. Ini adalah apa yang aku inginkan, menjadi bagian dari ceritanya. Ini adalah salah satu melodi yang aku inginkan, melodi tentang hidupku. Melodi tentang kisah asmaraku dengan dia.  Menjalani dengan harapan yang sudah aku buat dalam sebuah diskripsi di pikiranku.
Aku pingin seperti ini, aku ingin seperti itu. Aku ingin kejadian semuanya. Terjadi dengan rapi serapi sesuai yang aku pikirkan. Dan kita pun menjalani dengan cerita yang tak pernah kita tahu. Cerita yang tidak bias aku diskripsikan dengan menggunakan pikiranku. Aku hanya bisa merasakannya , merasakan dengan hatiku. Inilah melodi hati yang ingin aku nikmati, entah itu benar ku rasakan dengan hati atau yang aku pikirkan dengan akal pikirku.
Awal mula aku merasa sangat canggung atas hubungan yang aku rasakan ini, ahhh… malu lah apalah ya begitulah selanjutnya. Tidak seperti dulu yang aku rasakan. Tapi aku tetap menjalaninya sampai aku mendapatkan nyamanku terhadapnya seperti dulu. Apakah yang dia rasakan tentangku? Apakah dia terasa nyaman denganku? Atau malah dia tidak nyaman dengan yang dia rasakan terhadapku. ? itu tanda Tanya bagi ku? Tapi perlu diketahui, aku sebetulnya tahu. Tahu yang sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi.
Ini tidak nyaman , tidak nyaman seperti dulu. Tidak nyaman seperti dulu sebelum kau dan aku menjadi kita. Tapi aku tetap ingin menjalaninya berharap ini akan berubah sesuai dengan diskripsi otakku.
Berakhir di Sebuah Melodi Deburan Ombak
Katakana pa yang ingin kau katakana, jika kau sudah tak sanggup untuk menyimpannya sendiri. Mari berbagi dengan orang yang percaya. Sudah waktunya untuk ungkapkan sesuatu yang telah mengganjal di hati selama ini. Sesuatu yang aku tahan dan mencoba untuk bertahan dalam pedih. Ini begitu menyakitkan bila kusimpan lebih lama. Aku tak sanggup.
Memulai langkahku dengan mengirimkan sebuah pesan terhadap dia yang sampai saat ini masih aku rindu. Terhadap dia yang membuat rasa marah yang begitu meluap sampai di ujung ubun ubunku. Untuk seseorang yang aku sayangi. Siapkah aku untuk hari ini? Siapkah aku untuk mendengar apa yang akan keluar dari bibir manisnya. Beranikah aku untuk tetap bisa memandang matanya? Tentang keberanianku untuk sekali lagi berkata dan siap untuk mendengar. Debuaran ombak ini mengalahkan tangisan di hatiku, mungkin juga sesuatu yang kau simpan selama menjalani cerita denganku. Dan disini kami mulai bercerita tentang kita. Tentang kita yang sudah merasakan tak nyaman antara kedua pihak.
Bercerita tentang dia yang mengalami hal yang sama, bukan karena orang ketiga tapi rasa nyaman yang biasa dia rasakan sudah tidak dapat dia rasakan. Sesuatu yang di dekati tidak merasa nyaman, kalau dijauhi merasa salah. Serba salah apapun yang dia lakukan ketika mencoba untuk memahamiku. Hal yang sama yang aku rasakan terhadapnya. Dan kita sudah simpan ini sudah terlalu lama.
Malam yang melepas kita untuk tidak menjadi kita. Kita tidak akan menjadi sesuatu yang aku inginkan dulu. Kini kita akan menjadi kita sebagai saudara. Kurasakan hangat pelukannya untuk terakhir kalinya, air mata ini sudah mengalir dan terhenti oleh perintahnya untuk jangan menangis. Karena dia tidak ingin membuatku menangis karena dia.
Cerita tentang aku dan dia indah yang kualami pada deburan ombak, akan menjadi sebuah kenangan yang aku simpan rapi kedalam sebuah kenangan dan tulisan untuk meraka yanga akan menikmatinya. Masih banyak cerita tentang kita nantinya. Sebagai seorang saudara. Diriku yang berusaha untuk iklas untuk bisa menerima dia dengan orang lain yang bukan diriku disampingnya.
Melodi manisku, terdengar merdu dalam hatiku, terkadang juga terdengar perih, tergantung diriku melodi mana yang akan aku pilih untuk menemaniku menjalani hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Buku : Perpustakaan Tengah Malam

Judul               : Perpustakaan Tengah Malam Pengarang     : Matt Haig Halaman        : 368 halaman          Satu-satunya cara untuk bel...