Mendengar apa yang semestinya
didengar. Ketika kau mendengar debuarn ombak itu, mungkin saja kau merasakan
kau adalah bagian terkecil dari dunia ini dari luasnya pantai yang tak bias kau
jangkau. Disinilah kita pertama kalinya untuk menggunakan hari ini menikmati
malam. Ini tempat kesukaanku. Tapi aku tak tahu apakah ini tempat kesukaanmu.
Sampai sekarang aku pun tak tahu.
Tentang pantai, tentang indahnya
malam itu. Deburan pantai merupakan melodi alam tampa kau rencanakan. Dan
cahaya mungil di tebing yang sudah seperti kunang-kunang. Melodi dan lentera
yang begitu romantic buatku.
Kalau tidak tebing, maka aku akan
memilih pantai untuk meningggalkan sebuah cerita tentang rasa ini. Rasa ini,
yang merupakan rasa yang kuberikan untukmu.
Deburan ombak, seni suara alam
yang terdengar jelas lewat alat pendengar ini. Tapi itu tidak mengalahkan suara
bisiskmu walaupun kutahu saat itu kau tidak berbisik. Berasa sangat canggung
untuk pertamanya. Sedikit demi sedikit mulai kuisis dengan ceritaku dank au menimpalinya.
Matamu, cahaya malam itu.
Walaupun mungkin lentera itu bias lebih terang. Tapi aku melihat matamu
terlihat seperti cahaya yang membuat aku terkesima untuk tidak lepas dari sorot
matamu. Aku menikmati tatapan mata itu. Masih kurasakan canggung.
Aku bisa merasakan hangat
tubuhmu, aku bisa mencium aroma tubuhmu, aku bisa melihat matamu, aku bisa
mendengar suaramu tapi aku belum bisa untuk mengecupnya.
Ya di pantai itu.. Tentang pantai , sejuta melodi dan cahaya yang
menemani malam indah itu.
Melody Of ESTA
Melody Of ESTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar