Selasa, 20 November 2012

ESTA Part 7 : Tentang Pantai


      Mendengar apa yang semestinya didengar. Ketika kau mendengar debuarn ombak itu, mungkin saja kau merasakan kau adalah bagian terkecil dari dunia ini dari luasnya pantai yang tak bias kau jangkau. Disinilah kita pertama kalinya untuk menggunakan hari ini menikmati malam. Ini tempat kesukaanku. Tapi aku tak tahu apakah ini tempat kesukaanmu. Sampai sekarang aku pun tak tahu.

   Tentang pantai, tentang indahnya malam itu. Deburan pantai merupakan melodi alam tampa kau rencanakan. Dan cahaya mungil di tebing yang sudah seperti kunang-kunang. Melodi dan lentera yang begitu romantic buatku.
     Kalau tidak tebing, maka aku akan memilih pantai untuk meningggalkan sebuah cerita tentang rasa ini. Rasa ini, yang merupakan rasa yang kuberikan untukmu.
Deburan ombak, seni suara alam yang terdengar jelas lewat alat pendengar ini. Tapi itu tidak mengalahkan suara bisiskmu walaupun kutahu saat itu kau tidak berbisik. Berasa sangat canggung untuk pertamanya.       Sedikit demi sedikit mulai kuisis dengan ceritaku dank au menimpalinya.
    Matamu, cahaya malam itu. Walaupun mungkin lentera itu bias lebih terang. Tapi aku melihat matamu terlihat seperti cahaya yang membuat aku terkesima untuk tidak lepas dari sorot matamu. Aku menikmati tatapan mata itu. Masih kurasakan canggung.
    Aku bisa merasakan hangat tubuhmu, aku bisa mencium aroma tubuhmu, aku bisa melihat matamu, aku bisa mendengar suaramu tapi aku belum bisa untuk mengecupnya.
Ya di pantai itu..  Tentang pantai , sejuta melodi dan cahaya yang menemani malam indah itu.

Melody Of ESTA 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Buku : Perpustakaan Tengah Malam

Judul               : Perpustakaan Tengah Malam Pengarang     : Matt Haig Halaman        : 368 halaman          Satu-satunya cara untuk bel...